Pages

01 August 2010

Sifat 'Manusia' Menurut Al Quran


Walaupun asal-usul, kelahiran dan tempat tinggalnya adalah di atas dunia, (QS 6: 2; 7: 11-12; 15: 126; 22: 5; 23: 12; 32: 7; 35: 11; 55: 14) sesungguhnya manusia adalah makhluk sorgawi yang sedang berada di dalam perjalanan menuju sebuah kehidupan spiritual di akhirat nanti. (QS 6: 166; 8: 28; 10: 4; 18: 7; 21: 35; 29: 2-3, 10-11; 45: 22; 47: 31, 38; 67: 2; 76: 2-3) Kehidupan di atas dunia ini adalah sebuah ujian, dan sangat penting bagi manusia:

“Barang siapa buta di atas dunia ini, maka buta pulalah ia di akhirat nanti dan semakin menyimpang dari jalan (Allah).” (QS 17: 72)

Sifat asli manusia adalah yang sebaik-baiknya dan roh Tuhan telah ditiupkan ke dalam dirinya. (QS 15: 29; 7: 140; 30: 30; 39: 9; 95: 4) Kepada manusia telah diberikan berbagai kemampuan dan karunia. (QS 16: 78; 32: 9; 55: 3-4; 67: 23; 90: 8-10) Bukan hanya bumi beserta segala kekayaannya telah diciptakan untuk dinikmati manusia, (QS 2: 29, 57, 60, 168; 7: 10; 55: 10-13; 67: 15) tetapi seluruh alam semesta telah dibuat tunduk kepadanya. (QS 14: 32-34; 16: 5-18; 31: 20; 45: 12-13; 67: 15) Dengan dilengkapi kepribadian yang unik dan unggul, (QS 17: 70; 2: 30, 34; 7: 11; 15: 26-31; 91: 7; 95: 4) kesanggupan untuk mengambil keputusan-keputusan moral dan memilih dari berbagai alternatif, (QS 76: 2-3; 5: 48; 40: 8-10; 11: 118) anak-anak Adam telah diangkat Allah sebagai khalifah-khalifah-Nya di atas bumi. (QS 2: 30; 6: 166) Namun kesanggupan-kesanggupan alamiah manusia tersebut dapat dilumpuhkan atau ditingkatkan. (QS 91: 7-10)

Dengan petunjuk-petunjuk dari kitab suci yang hukumnya bagi manusia adalah akal, makhluk yang memiliki intelegensi ini harus memanfaatkan kemerdekaan berpikir dan memilih untuk melengkapi dirinya dengan motivasi-motivasi, sikap-sikap, prinsip-prinsip, ide-ide, nilai-nilai dan kriteria-kriteria yang benar, dan berbuat benar di dalam sebuah lingkungan moral-matrial yang berkembang sendiri dan bermafaat untuk meningkatkan kemampuan-kemampuannya dengan setinggi-tingginya.

Ketergesa-gesaan, (QS 17: 11; 21: 37) keserakahan, (QS 3: 179; 4: 37; 9: 34-35; 17: 100; 47: 8; 104: 2-9; 89: 17-20) ketidaksabaran, keragu-raguan, (QS 20: 115; 70: 19-21) kecongkakan, (QS 3: 187; 4: 36-37; 16: 22-23, 29; 17: 37, 83; 35: 42-43; 40: 83; 57: 23-24; 75: 31-36; 90: 4-7) sikap tidak berterima kasih, (QS 11: 9-10; 16: 53-55, 83; 39: 7-8; 40: 61) ekshibisionisme, (QS 24: 41; 33: 33) sikap yang merusak diri sendiri, (QS 3: 164; 4: 79; 6: 124; 9: 44; 10: 44; 11: 101; 16: 33-34, 118; 30: 41; 42: 30) sangat mencintai hasrat-hasrat,perempuan, kekayaan dan harta-benda adalah pertanda dari kelemahan manusia. (QS 3: 13; 4: 28)

Namun kelemahan-kelemahan ini bukanlah sifat-sifat manusia yang hakiki maupun kecenderungan-kecenderungan yang telah ditetapkan bagi setiap ras atau individu yang manapun juga. Dengan dilengkapi oleh program iman-didalam-aksi Islam di dalam totalitasnya, manusia sanggup dan harus mencegah dirinya dikalahkan oleh godaan-godaan kehidupan duniawi yang materialistis-individualistis, yaitu dengan mengangkat hasrat-hasratnya menjadi Tuhan. (QS 5: 48-49, 77; 6: 151; 7: 176; 25: 43; 45: 18, 23-24; 57: 20)

No comments:

COPYRIGHT@HAK MILIK PURNAMANIZAM